Kontrak Belajar dan
Pemetaan Harapan
Modul TOT Panduan Pelatih Pendamping Desa
|
Pelatihan Pratugas Pendamping Desa |
Memulai proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh fasilitator bersama peserta untuk membangun kerangka
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai serta
kesiapan mental menghadapi berbagai aktivitas belajar sesuai situasi dan rencana
pelatihan yang telah ditetapkan. Memulai pelatihan merupakan tema pokok dan hal
prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator untuk menelaah kembali kesesuaian
materi pelatihan dengan kondisi dan kebutuhan para peserta, bukan sepenuhnya
dirumuskan secara sepihak oleh fasilitator atau penyelenggara saja. Namun tidak
berarti fasilitator tidak menyiapkan rancangan pelatihan secara utuh. Hanya
saja rancangan itu perlu dikenalkan kepada peserta dan disesuaikan dengan
harapan peserta.
Apabila
rancangan pelatihan yang telah disusun oleh pelatih atau penyelenggara benar-benar
didasarkan atas asumsi dan pengalaman yang telah teruji kehandalannya, maka
biasanya tidak akan berbeda dengan harapan yang dikemukakan peserta. Apalagi
jika peserta telah memperoleh informasi awal berkaitan dengan tujuan dan materi
yang akan disampaikan melalui pelatihan itu. Sekaligus bagi pelatih menegaskan
kembali pokok-pokok pikiran, tujuan dan pengalaman yang telah dirancang dengan
kebutuhan siswa agar proses belajar berjalan secara efektif.
Secara
psikologis kegiatan ini sangat menentukan proses dan hasil yang ingin dicapai
selama pelatihan berlangsung, terutama menyangkut kesiapan peserta dalam
menerima materi, pemahaman harapan dan tujuan, tingkat kesulitan yang akan
dihadapi pada saat interaksi pembelajaran di laksanakan. Bagi pelatih
pengenalan yang menyeluruh tentang kesiapan penyelenggaraan dan karakteristik
kelompok sasaran akan menentukan bentuk interaksi dan strategi pelatihan yang
akan digunakan. Sedangkan bagi peserta kegiatan ini akan mendorong kesiapan
untuk menerima pengalaman baru terutama bagi mereka yang belum memahami pokok
materi yang akan dipelajarinya.
Cara yang dapat dilakukan dengan
menggali pemahaman awal peserta melalui pengukuran cepat terhadap pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pelatihan yang akan
diberikan. Pada saat proses belajar berlangsung peserta dapat
dilibatkan sebagai nara sumber bagi sesama peserta. Pelatih juga dapat menentukan kedalam dan keluasan bahan atau materi yang
akan disampaikan, meskipun hal ini telah disiapkan sebelumnya dalam rencana
pelatihan. Paling tidak, asumsi yang ditetapkan sebelum pelatihan itu
berlangsung sesuai dengan kondisi peserta.
a.
Perkenalan
Perkenalan dilakukan pada awal pelatihan untuk
membantu peserta agar saling mengenal satu dengan lainnya, membangun
kebersamaan, kepercayaan diri, dan mengembangkan suasana akrab selama
pelatihan. Perkenalan mendorong kesiapan belajar peserta dan memberikan
gambaran situasi yang akan dihadapi oleh peserta. Beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih metode perkenalan;
(1)
Kondisi awal menghadapi situasi baru;
(2)
Sejauhmana diantara peserta untuk
saling mengenal satu dengan lainnya;
(3)
Waktu dan lamanya pelatihan akan
berlangsung.
Kondisi awal peserta akan menentukan
persepsi dan respon terhadap lingkungan yang baru. Jika peserta pelatihan sudah
saling mengenal dan pelatihan berlangsung hanya satu atau dua hari, mungkin
perkenalan dilakukan seperlunya dan bersifat penegasan atau pelatih sendiri
yang memperkenalkannya. Apabila peserta belum saling mengenal dan waktu
pelatihan cukup lama, perkenalan dapat dilakukan dalam beberapa kali kegiatan
dengan metode yang bervariasi. Dianjurkan pelatih mengikuti proses perkenalan.
b.
Harapan Peserta
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menggali maksud dan
harapan peserta dalam mengikuti pelatihan. Kegiatan ini memberikan kepada
peserta untuk membahas tentang hasil yang diharapkan dan hal-hal yang perlu
dihindarkan selama mengikuti pelatihan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
curah pendapat, diskusi kelompok atau memvisualisasikannya dalam bentuk gambar.
Harapan yang muncul dari peserta menjadi masukan bagi pelatih atau tim
penyelenggara untuk menegosiasikan hal apa saja yang bisa diakomodir dan menyamakan
persepsi tentang pelatihan yang akan berlangsung. Jika terdapat kekhawatiran dari peserta dapat menjadi catatan penting untuk perbaikan proses
pembelajaran.
Jika
rancangan pelatihan yang disusun mencerminkan pengalaman yang sudah teruji,
maka biasanya harapan peserta tidak akan banyak berbeda. Apabila peserta
sebelumnya sudah memperoleh informasi yang cukup mengenai apa dan untuk apa
pelatihan itu diselenggarakan. Pelatih dapat mengingatkan dan menegaskan
kembali tentang tema atau pokok bahasan yang akan dibahas.
Meskipun
sebelum pelatihan telah dilakukan penjajakan kebutuhan (training nedd
assessment), pembahasan harapan
penting dilakukan untuk menyamakan persepsi pelatih dan peserta tentang tujuan pelatihan, sehingga terjadi satu kesatuan pemahaman. Informasi yang diungkapkan oleh peserta pada awal pelatihan akan bermanfaat sebagai alat ukur (indikator) untuk menilai hasil belajar yang dilakukan setelah pelatihan dengan melihat kembali harapan yang dapat
dicapai atau tidak. Oleh karena itu, harapan peserta yang
ditulis bersama di tempelkan di depan kelas atau dinding agar memudahkan
seluruh peserta untuk melihat kembali pada akhir pelatihan
c.
Aturan Main
Dalam pembelajaran orang dewasa, aturan main sangat
membantu pelatih dalam memandu, mengatur dan mengelola proses belajar. Karena
pada topik-topik tertentu yang membutuhkan pendalaman, peserta antusias dengan
perdebatan dan cenderung sulit dikendalikan. Aturan main ditetapkan untuk
menjembatani kebutuhan pelatih, peserta dan penyelenggara.
Kegiatan
ini dilaksanakan dengan membuat aturan atau tata tertib sebagai pedoman yang
disepakati oleh peserta dan pelatih dalam pelaksanaan pelatihan. Aturan yang
dibuat berguna untuk mengikat seluruh peserta, pelatih dan panitia penyelenggara
agar proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar serta mencapai tujuan
pelatihan. Aturan main penting untuk mengatasi konflik yang terjadi selama
pelatihan berlangsung.
Aturan
yang dikembangkan dalam kontrak belajar terkait dengan kedisiplinan,
kebersihan, kenyamanan, ruang, kesediaan alat-alat belajar, waktu, tata cara
diskusi, Pembuatan aturan main disesuaikan dengan lama dan tujuan pelatihan
serta dilaksanakan secara partisipatif dengan menunjuk atau menawarkan
kesediaan relawan sebagai penanggung jawab terhadap kelancaran pelatihan.
d.
Jadwal Pelatihan
Hal lain yang perlu dikomunikasikan kepada peserta ialah
waktu atau jadual belajar yang akan dilaksanakan. Biasanya jadual pelatihan
dirancang berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan. Penentuan jadual sangat
tergantung dari persiapan dan rancangan pelatihan itu sendiri. Jika sebelum
pelatihan, jadual tersebut sudah didiskusikan tidak perlu lagi dibahas cukup
ditampilkan saja kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Namun, jika belum
disepakati jadual pelatihan perlu dibahas bersama-sama. Peserta dapat mengubah
dan menyesuaikan jadual, sehingga diperoleh kesepakatan. Penyepakatan jadual
pelatihan perlu mempertimbangkan harapan peserta, sehingga dapat menilai apakah
harapan peserta terlalu tinggi, sulit dicapai dalam waktu pendek atau terlalu
lama.
e.
Pemetaan Kemampuan Awal Peserta
Memahami kemampuan awal peserta menjadi bagian penting
dari keseluruhan proses pelatihan. Mengawali sesuatu dengan benar lebih penting
dari pada memperbaikinya pada saat proses berjalan. Pelatih harus mempu
mengidentifikasi kemampuan apa saja (pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan
nilai-nilai) yang berkaitan dengan tema pelatihan. Hal ini sangat penting untuk
memahami kondisi dan kapasitas awal peserta sehingga mempermudah dalam
menetapkan mulai dari mana urutan penyajian dimulai dan metode apa yang sesuai.
Kemampuan awal digali melalui pertanyaan pemicu atau permainan tentang topik
yang akan dibahas. Cara lain yang dapat ditempuh dengan meminta kepada beberapa
orang peserta menjadi nara sumber untuk menjelaskan pengalaman tentang bidang
dibahas. Keuntungan cara ini untuk menghindari pengulangan yang tidak berguna
dan membuat suasana menjemukan pada saat memulai pelatihan karena peserta telah
mengetahui banyak tentang hal tersebut. Dari sisi waktu akan lebih efektif
untuk membahas hal lain yang belum dipahami peserta.
LINGUISTIK
Peraturan
ditulis dan di temple di dalam ruang kelas dengan menggunakan papan tulis
atau kertas plano. Cara ini lazim di gunakan dalam setiap pelatihan
|
MUSIKAL
Peraturan
dirubah dalam bentuk musik atau syair lagu baik digubah oleh peserta maupun
dengan melodi atau lirik lagu terkenal yang mudah diingat peserta. Atau Anda
dapat merancang peraturan disesuaikan dengan tema atau lirik lagu tertentu.
|
MATEMATIKA-LOGIS
Peraturan
diberi simbol berupa nomor dan penyebutannya dilakukan dengan menggunakan
angka. Misalnya: Anda telah melanggar aturan nomor 3”
|
INTERPERSONAL
Peserta
bertanggung jawab merumuskan peraturan pada awal sesi pelatihan dan
mengembangkan cara-cara yang unik dengan kerjasama kelompok dan
mengkomunikasikan peraturan tersebut.
|
SPASIAL
Peraturan
dituangkan dalam simbol grafis yang mewakili apa yang ‘boleh’ dan ‘tidak
boleh’ dilakukan pada saat pembelajaran. Misalnya: tanda dilarang merokok
dengan menggambarkan rokok ditandai silang.
|
INTRAPERSONAL
Masing-masing
peserta bertanggung jawab pada satu peraturan, mengetahui seluk beluk
peraturan, konsekuensi, konsistensi, dan menterjemahkan dalam tindakan.
|
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke situs ini. Silahkan isi komentar/tanggapan anda