Modul TOT Pelatihan Pendamping Desa
A.
Pengertian
Susana Pelatihan Pendamping Desa |
Pembelajar,
warga belajar atau peserta pelatihan adalah manusia dengan segala fitrahnya
memiliki perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Pembelajar sebagai
peserta pelatihan mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan akan
rasa aman, dihargai, mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi
dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya). Dalam perkembangan
psikologis, pembelajar memiliki tahapan tertentu yang menunjukkan potensi dan
kemampuan aktualnya. Bagi orang dewasa ciri pokok perkembangan pada tahap ini
adalah anak sudah mampu berpikir abstrak, logis, terstruktur, aktualisasi diri
dan memecahkan masalah.
Pelatih
juga harus memahami perkembangan intelektual pembelajar sebagaimana diuraikan
oleh Piaget menggambarkan fungsi intelektual kedalam tiga persfektif, yaitu:
(1) proses mendasar bagaimana terjadinya perkembangan kognitif (asimilasi,
akomodasi, dan equilibirium); (2) cara bagaimana pembentukan pengetahuan; dan
(3) tahap-tahap perkembangan intelektual. Berikut ini disajikan perkembangan
yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek
kognitif, psikomotor, dan afektif.
Pembelajaran akan
berhasil kalau penyusun silabus dan pelatih mampu menyesuaikan tingkat
kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik
peserta didik sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.
Dalam penyusunan silabus pelatihan, perlu dipahami benar karakteristik dan
tingkat kemampuan peserta atau pembelajar. Dimana setiap orang memiliki
keunikan dalam potensi dan kecerdasannya.
B.
Potensi Pembelajar
Salah satu
temuan yang menarik dikemukan oleh Howard Gardner (1995) tentang kecerdasan
majemuk (Multiple Intelligences), diantaranya: kecerdasan linguistik
(kemampuan berbahasa yang fungsional), logis-matematis (kemampuan berfikir
runtut), musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan irama),
spasial (kemampuan membentuk imaji mental tentang realitas), kinestetik-ragawi
(kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus), intra-pribadi (kemampuan
untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan rasa jati diri), kecerdasan
antarpribadi (kemampuan memahami orang lain). Di antara ketujuh macam
kecerdasan tersebut, seorang pelatih ditunut mampu meramu pembelajaran yang
sesuai dengan karakter peserta didik yang dipadukan dengan karakteristik
masing-masing mata pelajaran, maka akan dapat membantu peserta untuk melalukan
eksplorasi dan elaborasi dalam rangka membangun konsep, keterampilan dan
perubahan perilaku positif.
C.
Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan
Kecerdasan
merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang bersifat dinamis, tumbuh dan
berkembang. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
kecerdasan;
1.
Pengalaman
Pengalaman
merupakan ruang belajar yang dapat mendorong pertumbuhan potensi seseorang.
Penelitian menunjukkan bahwa potensi otak tumbuh dan berkembang sejalan dengan
pengalaman hidup yang dilaluinya. Sejak lahir hingga masa kanak-kanak yang
memperoleh pengasuhan yang baik dari ibunya akan tumbuh lebih cepat dan lebih
sukses dibanding anak yang kurang mendapat perhatian cenderung menimbulkan rasa
rendah diri dan frustasi. Bila hal ini berjalan secara berulang-ulang akan
menentukan besaran potensi kecerdasan yang dimilikinya.
2.
Lingkungan
Lingkungan
atau konteks akan banyak membentuk kepribadian termasuk potensi kecerdasan
seseorang. Lingkungan yang memberikan stimulus dan tantangan diikuti upaya
pemberdayaan serta dukungan akan memperkuat otot mental dan kecerdasan.
Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa lingkungan yang kaya akan stimulus
mendorong pertumbuhan koneksi sel otak. Hal ini terjadi pula pada proses
perkembangan otak manusia.
3.
Kemauan dan Keputusan
Kemauan
yang kuat dalam diri seseorang membantu meningkatkan daya nalar dan kemampuan
memecahkan masalah. Kemauan dan keputusan sering dijelaskan dalam teori
motivasi. Dorongan positif akan timbul dalam diri seseorang sejalan dengan
lingkungan yang kondusif, sebaliknya jika lingkungan kurang menantang sulit
untuk membangun kesadaran untuk berkreasi. Otak yang paling cerdas sekalipun
akan sulit mengembangkan potensi intelektualnya.
4.
Genetika
Meskipun
banyak argumentasi para ahli tentang besaran pengaruh genetika atau faktor
keturunan dalam perkembangan kecerdasan seseorang, tetapi semua sepakat bahwa
genetika sedikit banyak berpengaruh. Hasil riset dibidang neuroscience
menunjukkan bahwa faktor genetika berpengaruh terhadap respon kognitif seperti
kewaspadaan, memori, dan sensori. Artinya seseorang akan berpikir dan bertindak
dengan menggunakan ketiga aspek itu secara simultan.
5.
Gaya HIdup
Gaya hidup
erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap budaya dan lingkungan. Pilihan
gaya hidup berpengaruh besar terhadap tingkat perkembangan kognitif, seperti
pola makan, jam tidur, olah raga, obat-obatan, minuman, dan musik. Suatu riset
yang dilakukan oleh University of California membuktikan bahwa IQ dapat
ditingkatkan 8-9 poin dengan mendengarkan musik Mozart.
D.
Kecerdasan Majemuk
Gardner
(1983) mengembangkan model kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan
menjelajahi berbagai disiplin ilmu seperti neoubiologi, antropologi, psikologi,
filsafat dan sejarah. Tipe kecerdasan majemuk dikembangkan berdasakan hasil
penelitian para pakar, salah satunya Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada
suatu kesimpulan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap.
Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan.
Kecerdasan ada pada setiap manusia tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Berdasarlan
kerangka yang dikemukakan Gardner, penulis mencoba memetakan kemampuan manusia
dalam sembilan kecerdasan dasar yang komprehensif, masing-masing kecerdasan memiliki
bentuk kemampuan dan pola belajar tersindiri. Gardner terakhir memperkenalkan 8
kecerdasan dan sebagai tambahan penulis melengkapi dengan 1 kemampuan dasar
lain yang sangat pokok yaitu kecerdasan spiritual (SQ) sebagaimana diuraikan
dalam tabel berikut;
Tabel
Delapan Kecerdasan Majemuk menurut Gardner
No
|
Kecerdasan
|
Penjelasan
|
1.
|
Linguistik
|
Kemampuan menggunakan kata secara
efektif, baik lisan
(seperti bercerita, berpidato,
orator atau politisi) dan tertulis (seperti, wartawan, sastrawan, editor dan
penulis). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau
struktur, fonologi, semantik dan pragmatik. Penggunaan bahasa ini mencakup
retorika, mnemonik atau hafalan, eksplanasi, dan metabahasa
|
2.
|
Matematis Logis
|
Kemampuan menggunakan angka
dengan baik (misalnya ahli matematika, fisikawan, akuntan pajak, dan ahli
statistik). Melakukan penalaran (misalnya, programmer, ilmuwan dan ahli
logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola hubungan logis,
pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Proses yang digunakan
dalam kecerdasan
matematis-logis yaitu: katagorisasi,
pengambilan keputusan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis
|
3.
|
Spasial
|
Kemampuan mempersepsikan dunia
spasial-visual secara akurat. Misalnya pemandu, pramuka, pemburu.
Mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual dalam bentuk tertentu.
Misalnya dekorator interior, arsitek, seniman dan penemu. Kecerdasan ini
meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan
antarunsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, Mempresentasikan
ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam
matriks spasial.
|
4.
|
Kinestetis-Jasmani
|
Kemampuan menggunakan seluruh
tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Misalnya sebagai aktor, pemain
pantomim, atlit atau penari. Keterampilan menggunakan tangan untuk
menciptakan atau mengubah sesuatu. Misalnya pengrajin, pematung, tukang batu,
ahli
mekanik, dokter bedah. Kecerdasan
ini meliputi kemampuan fisik spesifik seperti koordinasi, keseimbangan,
keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan atau kemampuan menerima rangsangan
(proprioceptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile dan Haptic)
|
5.
|
Musikal
|
Kemampuan menangani bentuk-bentuk
musikal dengan cara
mempersepsikan, membedakan,
mengubah dan mengekspresikan. Misalnya penikmat musik, kritikus musik, komposer,
penyanyi. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada, melodi,
warna nada atau suara suatu lagu. Seseorang dapat memiliki pemahaman musik
figural atau “atas-bawah” (global, intuitif), pemahaman formal atau “bawah-atas”
(analisis, teknis dan keduanya.
|
6.
|
Interpersonal
|
Kemampuan mempresepsikan dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain.
Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara,
gerakisyarat. Kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal dan
kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis
tertentu. Misalnya mempengaruhi kelompok untuk melakukan tindakan tertentu.
|
7.
|
Intrapersonal
|
Kemampuan memahami diri sendiri
dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan memahami diri secara akurat mencakup kekuatan dan keterbatasan.
Kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan,
disiplin diri, memahami dan menghargai diri.
|
8.
|
Naturalis
|
Keahlian mengenali dan
mengkatagorikan spesies, flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan
ini meliputi kepekaan pada fenomena alam. Misalnya formasi awan dan gunung.
Bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan, kemampuan membedakan benda mati
seperti mobil, rumah, dan sampul kaset (CD).
|
9.
|
Spiritual
|
Keyakinan dan mengaktualisasikan
akan sesatu yang bersifat transenden atau penyadaran akan nilai-nilai
akidah-keimanan, keyakinan akan kebesaran Allah SWT. Kecerdasan ini meliputi Kesadaran
suara hati, internalisasi nilai, visioning, aktualisasi, keikhlasan, ihsan.
Misalnya menghayati batal dan haram dalam agama, toleransi, sabar, tawakal,
dan keyakinan akan takdir baik dan buruk. Mengaktualisasikan hubungan dengan
Al Khaliq berdasarkan keyakinannya.
|
E.
Memetakan Kebutuhan Peserta
Menilai
kebutuhan pembelajar merupakan langkah awal dalam mengenal kompetensi yang akan
dikembangkan melalui pelatihan tertentu. Tidak ada satu tes pun di masyarakat
yang dapat menghasilkan instrumen yang komprehensif mengenai kecerdasan dan
potensi pembelajar. Tidak selamanya tes formal mampu memberikan informasi yang
cukup mengenai potensi dan kemampuan seseorang, namun perlu dilengkapi dengan
alat uji sederhana yang telah tersedia selama ini yaitu observasi. Indikator
pengamatan yang baik dapat menunjukkan kecenderungan kecerdasan seseorang
terutama cara menggunakan waktu luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan
dan tindakan yang menonjol. Pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan awal
peserta sangat diperlukan untuk menentukan ke dalam dan keluasan materi yang
akan disampaikan. Berikut beberapa teknik dalam menggali kebutuhan pembelajar:
(1)
Checklist penilaian merupakan cara yang paling
sederhana dan praktis yang digunakan secara informal untuk kepentingan praktis
pelatihan terutama untuk mengenal secara cepat kecerdasan masing-masing
individu. Checklist bukan tes untuk
menguji kahandalan dan kesesuaiannya. Checklist
digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan
teknik lainnya;
(2)
Dokumentasi. Catatan tertulis atau bentuk visual lain untuk
memperlihatkan kecerdasan majemuk. Dokumentasi foto sangat bermanfaat untuk
mengabadikan suatu perilaku tindakan dan bentuk kecerdasan yang menonjol yang
mungkin tidak akan berulang lagi pada waktu lain. Misalnya petani sedang
menanam tanaman umur panjang atau seorang pengrajin sedang membuat tenunan, dokumentasikan
langkah-langkah dan kemahiran dalam melakukannya. Penggunaan teknologi CD ROM
memungkinkan seluruh informasi dapat direkam dalam suatu piringan disket
praktis dan mudah ditelaah pelatih, petani, pedagang atau pengusaha kecil dan
peserta pelatihan lain.
(3)
Data evaluasi. Catatan komulatif yang menunjukkan prestasi baik
dari hasil pretest-posttest atau tindakan dalam setiap kegiatan pelatihan.
Apakah kemampuan pembelajar lebih kuat dibidang visual melalui presentasi atau
dalam menyusun urutan logis kegiatan. Hal ini dapat diukur melalui beberapa tes
yang ada.
(4)
Berdiskusi dengan kelompok. Jika pelatih ingin mengenal pembelajar
lebih dekat terkait dengan prestasi dan kecerdasan majemuk dapat dilakukan
melalui diskusi dengan kelompoknya. Misalnya tanyakan kepada kelompok tani
tentang kontribusi dan kemampuan yang diberikan anggota bersangkutan dalam
menerapkan teknologi pertanian atau pasca panen.
(5)
Berbicara dengan pembimbing atau pelatih lain. Kerapkali pelatihan
merupakan kegiatan serial dan bersambung untuk mengembangkan berbagai
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang beragam. Jika pelatih akan melatih penerapan rencana strategis
desa, maka perlu mendapat informasi tambahan dari pelatih atau ahli lain yang
pernah memberikan kemampuan sejenis untuk matematis-logis, spasial dan
naturalis dalam pelatihan yang berbeda;
(6)
Berdiskusi dengan masyarakat dan organisasi lokal. Cara ini
dilakukan untuk mendukung penilaian lain terutama dalam mengembangkan beberapa
keterampilan dasar menyangkut kebiasaan dan pola hidup masyarakat. Jika ingin
mengetahui kemampuan berhubungan dengan pemerintah, LSM, koperasi dan
organisasi lainnya, dapat berdiskusi dengan lembaga di mana peserta atau
pembelajar terlibat dan berhubungan aktif dengannya.
(7)
Bertanya langsung kepada pembelajar. Orang dewasa yang sangat tahu
cara mereka belajar dan memecahkan masalah yang dihadapinya adalah dirinya
sendiri. Mereka menggunakan kemampuan belajarnya selama 24 jam sejak
dilahirkan. Pelatih dapat berdiskusi bersama pembelajar dan bertanya langsung
tentang kecerdasan yang paling berkembang atau melengkapinya dengan karya,
gambar dan foto pada saat menunjukkan kecerdasannya;
(8)
Kegiatan khusus. pelatih dapat mengembangkan beberapa kegiatan
untuk menguji kecerdasan dengan memberikan wahana agar pembelajar menunjukkan
kinerja yang dapat diamati. Gunakan cara atau teknik tertentu untuk mengukur
seluruh wilayah potensi dan kebutuhan belajar peserta, misalnya dengan
menggambar, bercerita, menari, berhitung dan bermain peran, bernyayi, dan tugas
tim.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke situs ini. Silahkan isi komentar/tanggapan anda