25 November 2018

10.16 No comments
Kulit Nanas Untuk Pakan Ternak
Kulit Nanas Untuk Pakan Ternak

Kandungan Limbah Kulit Nanas

Limbah kulit nanas merupakan sumber energi yang potensial, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, yaitu 71,6% bahan ekstrak tanpa N (BETN) dan 9,35 % serat kasar. Produksi limbah kulit nenas yang di hasilkan dalam industri pengalengan nenas sangat besar.

Limbah kulit nenas mengandung serat (NDF) yang cukup tinggi 57, 3%, sedangkan protein kasar termasuk rendah yaitu 3,5%. Oleh karena, itu potensi penggunaan limbah kulit nenas bukan sebagai komponen penyusun konsentrat, namun lebih sebagai pakan alternative. Limbah kulit nenas yang telah dikeringkan dapat digunakan langsung sebagai bahan pakan alternatif. Sedangkan bila digunakan sebagai pakan dasar dalam pakan komplit limbah kulit nenas harus digiling terlebih dahulu. Sebagai pakan dasar limbah nenas diharapkan dapat meminimalisir ketergantungan terhadap adanya pakan hijauan bagi kebutuhan ternak ruminansia khususnya sapi.
Produksi buah nenas secara nasional mencapai 702 ton pertahun dan sebagian besar disumbang oleh lima daerah utama penghasil nenas yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,  Jawa Barat dan Jawa Timur. Potensi tanaman nenas sebagai sumber bahan pakan ternak dimungkinkan, apabila terdapat industri yang akan mengolah buah nenas menjadi produk hasil olahan berupa sari nenas. Tingkat rendemen sekitar 15%, atau dihasilkan produk limbah berupa campuran kulit dan serat perasan daging buah sebesar 85%. Walaupun tidak seluruh produksi tanaman nenas digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pengolah yang ada , secara potensi terdapat 596 ribu ton pertahun limbah segar nenas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak.
Buah nenas kaya akan enzim bromelin yang berguna untuk melegakan tenggorokan dan membantu  pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah diserap tubuh.



Cara Pembuatan


Tekhnologi pengolahan limbah kulit nenas untuk dijadikan bahan pakan ternak ruminansia kebanyakan dilakukan dengan pengeringan karena untuk mengurangi kadar air yang tinggi dalam kulit nenas, sehingga memerlukan penanganan, pengeringan yang berlanjut sehingga didapat bahan pakan ternak yang kering.
Tetapi, limbah kulit nenas juga dapat diproses dengan cara fermentasi untuk menghasilkan silase limbah kulit nenas. Hal ini didukung oleh adanya kandungan air sebesar 75% yang memenuhi proses silase.
Fermentasi ini dapat mengurangi masalah terjadinya kerusakan limbah kulit nenas, karena silase dapat digunakan langsung sebagai bahan pakan dasar ternak ruminansia.
Hal ini dengan otomatis akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan secara signifikan, meskipun pengolahan dilakukan dengan menggunakan teknologi fermentasi tetap akan mengeluarkan biaya untuk pembuatan silo dan bahan aditif.
Teknologi tradisional yang dilakukan pada kulit nenas dengan menggunakan 3 cara yaitu :
  1. Pengeringan yaitu dengan cara kulit nenas dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3-4 jam, sehingga didapati kulit nenas kering dengan kadar air 13%.
  2. Penggilingan yaitu kulit nanas yang sudah dikeringkan tadi digiling sehingga menghasilkan tepung yang dapat memberikan efek positif terhadap rumen.
  3. Pencampuran, kulit nenas yang sudah menjadi tepung dapat dicampurkan dengan pakan konsentrat ataupun pakan komplit yang akan diberikan pada ternak ruminansia khususnya sapi.
Penggunaan limbah kulit nenas sebagai bahan pakan ternak dapat digunakan sebagai sumber energi untuk kebutuhan ternak ruminansia seperti sapi maupun kambing.



0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke situs ini. Silahkan isi komentar/tanggapan anda

Recent Post

Popular Posts

Blog Archive